Class structure, Self-regulated Learners and Teacher Characteristics
Hello dear,
Pada udah mandi kan? Oke, sekarang ane mau ngebahas tentang
topic yang kece’ abis. Bahasa kerennya kita akan ngebahas tentang “Class
structure, Self-regulated Learners and Teacher Characteristics”. Fine, dari pada bengong, nyok kita bahas
satu-satu.
- Kita mulai dari Class structural.
Nah, dari kutipan komik yang mendiskripsikan sedikit mengenai class Structure. Fani dan Arif merupakan contoh dari performance-focused classrooms dimana Fani dan Arif lebih mementingkan value yang mereka peroleh. Sedangkan Tomi merupakan contoh dari mastery-focused classrooms dimana Tomi lebih mementingkan penguasaan materi daripada hasil yang dia peroleh.
Yang kedua, tentang self-regulated learners
Nah,
untuk yang satu ini, ane akan kasih ilustrasi berupa cerita. Cerita tentang perjuangan seorang gadis yang sangat manja yang
memiliki keinginan untuk menjadi seorang putri Panutan kerajaan.Akahkah dia berhasil?? Mari kita Simak bersama-sama cerita dibawah ini. "Happy Reading"
"Sekar yang Manja dan Mimpiannya"
Di sebuah desa dikaki gunung tinggallah seorang janda dengan
seorang putrinya. Putrinya bernama Sekar. Sekar adalah anak yang sangat cantik
tapi sayang dia sangat manja dan selalu mengkhayal bak seorang Putri Kerajaan.
Suatu hari Sekar membaca sebuah sebaran dari kerajaan mengenai adanya ajang
pemilihan Putri Panutan Kerajaan. Putri Panutan Kerajaan telah menjadi tradisi
kerajaan setiap tahunnya yang tugasnya menjadi wakil kerajaan dalam kegiatan
social di luar istana. Sekar sangat gembira membaca berita itu dan dia sangat
ingin sekali mengikuti ajang pemilihan itu. Tapi sayangnya, ajang pemilihan
Puti Panutan Kerajaan akan dilaksanakan di Balai Kota Kerajaan. Sekar mulai
bingung dengan keadaan dirinya sekarang yang seumur hidupnya ia tak pernah
mencoba untuk tinggal jauh dari ibunya.
Dengan tekat kuatnya, Sekar mengutarakan keinginannya kepada
ibunya. Ibunya sangat mendukung keinginannya dengan sedikit member nasihat agar
ia segera mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangannya. Ibunya berpesan
agar ia segera berusaha untuk bisa mandiri, seperti bisa memasak, mencuci serta
mandiri. Sekar yang manja itu mendengarkan nasihat ibunya. Nasihat-nasihat itu
sangat sulit untuk Sekar lakukan dalam waktu satu bulan sebelum acara
pemilihan. Tapi Sekar sangat yakin bahwa nasihat ibunya itu sangat masuk akal
dan berguna baginya di Balai Kota nanti. Dengan niat dan semangat, Sekar
memulai kehidupan barunya, bukan lagi sebagai anak yang manja tapi sebagai anak
mandiri. Ia mulai belajar memasak dan membantu semua pekerjaan ibunya dirumah.
Tak terasa akhirnya Sekar telah melewati satu bulan persiapannya
dalam pemilihan Putri Panutan. Kini saatnya ia untuk unjuk diri kepada publik.
Ia pergi ke Balai Kota diantar sang ibu tercinta. Proses seleksi tahap awalpun akan
segera ia lalui. Saat giliran seleksi tahap awal, Sekar masih terlihat cemas
sekali. Tapi dengan kepercayaan diri dan semangat yang membara ia mampu melalui
tahap seleksi awal. Dan akhirnya, Sekarpun dinyatakan lolos dan masuk pada
tahap karantina. Ini artinya, saatnya Sekar berpisah dengan ibunya untuk
sementara waktu serta menjalani kehidupan secara mandiri. Sekar berusaha
menyesuaikan diri dengan keadaan di Balai Kota yang tinggal dengan beberapa
peserta lainnya dari berbagai daerah. Perasaan gembira, sedih berkecambuk dalam
hatinya Sekar. Disatu sisi Sekar belum siap berpisah dengan sang ibu, disisi
lain dia harus berusaha untuk bisa mewujudkan impiannya. Selama di Balai Kota,
Sekar banyak belajar dari peserta lainnya dan juga dari pelatihnya. Awalnya
Sekar iri kepada peserta-peserta lain yang luas biasa banyak pengalaman. Hingga
Sekar bertekat memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya untuk belajar dan belajar.
Mulai dari hal besar hingga hal-hal kecil yang sering dianggap remeh oleh
peserta lain. Sekar juga menjadi senang menghabiskan waktunya untuk membaca.
Hingga sang pelatih sangat mendukung dan selalu membantu apa yang Sekar ingin
tahu dan lakukan. Dengan kegigihannya dan semangatnya untuk belajar Sekar kini
telah disulap menjadi sosok yang sangat mandiri dan menginspirasi.
Hari demi hari Sekar lewati hingga tiba puncak acara pemilihan
putri panutan kerajaan. Hari yang sangat ditunggu-tunggu kini telah didepan
mata. Sekar sangat gugup sekali. Di saat itu juga ibunya datang untuk
memberikan dukungan. Ibunya memeluk Sekar dan member semangat kepadanya serta
mengajaknya untuk berdoa agar ia dilancarkan dalam menghadapi semua tantangan.
Kini sekar telah berada diatas panggung megah yang selalu ia
impikan dan dihadapan ribuan orang. Perasaan gugup berusaha ia hilangkan. Sekar
berusaha mengontrol dirinya saat menghadapi semua tantangan dari para juri.
Dengan lantang dan percaya diri, Sekar menjawab semua pertanyaan dengan sangat
memukau dan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Ribuan orang memberikan
tepukan tangan atas jawabannya serta atas keanggunannya dalam menjawab setiap
pertanyaan.
Saat yang ditunggu-tunggu kini tiba, yaitu pengumuman yang
berhak menyandang gelar Putri Panutan Kerajaan. Mahkota tersebut secara
langsung diberikan oleh sang Putri Kerajaan. Juripun memutuskan yang berhak
menyandang gelar Putri Panutan Kerajaan jatuh kepada Sekar SriNingsih. Hati sekar
bergetar kencang mendengarnya. Sekar berhasil memenangkan hati para juri, hati
kelurga kerajaan serta hati para penonton. Kini Sekar menjalani kehidupannya
sebagai Putri Panutan Kerajaan bukan lagi sebagai gadis manja yang selalu
mengandalkan ibunya.
End
Nah, gimana ceritanya??
Dari cerita diatas, adakah yang bisa menyimpulkan apa itu self regulated
learner?? Yah, self regulated learner bukan tentang skill atau kemampuan yang
kita miliki atau bakat yang kita punya. Self regulated learner lebih kepada
bagaimana proses kamu menemukan self-directive dengan menggunakan atau
memanfaatkan bakat serta kemampuan yang kamu miliki.
- · Nah, yang terakhir nih, tentang teacher characteristics.
Sebagai
seorang murid biasanya kita sering banget tuh kasih komentar di belakang guru,
#ayo ngaku yang pernah ngomongin gurunya dibelakang. kebanyakan dari kita,
belajar karena liat gurunya. Kalo gurunya gak seru pasti pada lesuh belajarnya.
Nah, kali ini ane akan ngebahas tentang gimana sih karakter guru yang bisa
memberi kita semangat saat pelajarannya dia, atau setidaknya kita berasa betah
dan nyaman dikelasnya.
Ada empat kriteria seorang
guru yang selalu diharapkan oleh para siswa-siswa.
- Personal teaching efficacy.
Personal teaching efficacy yang dimaksud disini adalah
cara guru dalam mengajar, sikap dan personality dari kelas serta pembawaan guru
dalam mengajar.
- Modeling,
Guru merupakan role model bagi setiap siswanya. Bahasa kerennya:
Like teachers like students artinya sama seperti guru kencing berdiri, siswa
kencing berlari. So, be a good role model.
- Caring,
Caring atau kepedulian guru terhadap murid sangatlah
penting. Mulailah dari yang hal yang simple seperti menghapal nama siswamu. Dengan
mengenal semua siswa yang dipunya, kita bisa memberikan sedikit perhatian
kepada siswa tersebut. Caring beda loh ya sama kepo.
- Having high expectations.
Sebagai seorang guru yang baik, guru harus mempunyai ekspektasi
terhadap apa yang ingin murid mereka dapatkan. Dengan begitu, guru dapat
menilai atau mengevaluasi apakah ekspektasi mereka tercapai atau belum. Jika belum
tercapai maka ekspektasi tersebut dapat menjadi acuan guru untuk lebih
bersemangat lagi.
0 komentar:
Posting Komentar